Disandera…

Jadi kejadiannya gini,

Waktu itu siang hari terik di jalanan. Jalannya nggak gede, dan gak banyak kendaraan yang lewat di sana. Gw lagi berjalan di jalan tersebut. Kemudian gw melihat ada orang, laki-laki, yang lagi duduk di jalanan yang panas itu sambil sedikit nyeret-nyeret (agak mirip sama cara jalannya suster ngesot gitu). Setelah makin gw dekati, ternyata orang itu sedang mengemis. Gw melihat dia pakai baju lumayan compang-camping, sobek-sobek.. Dia menatap gw dan tangannya ditengadahkan ke arah gw. Tatapan dia ke gw agak aneh sih.. Dari dekat, gw lihat di sekujur tangan dan mukanya ada bintik-bintik yang lumayan banyak, semacam bisul atau cacar.. tapi agak beda, warnanya agak kekuningan… gw gak tau itu apa. Kayaknya belum pernah lihat yang kayak begitu. Kemudian karena iba gw ngambil duit kecil dari kantong gw dan memberikan duit itu ke tangan pak pengemis.

Beberapa lama kemudian setelah perjalanan, gw sampai juga di suatu gedung bank. Gw harus duduk dulu di bangku lobi gedung untuk menunggu giliran mengurus suatu urusan — karena yang duduk menunggu juga seperti gw ada beberapa orang, kira-kira belasan orang. Lagi santai menunggu, tiba-tiba dari pintu utama lobi masuklah 2 orang yang pakaiannya sangat berantakan sambil berteriak-teriak aneh mengancam semua orang yang sedang ada dalam ruangan. Gelagat mereka berdua seperti mau merampok bank, tapi anehnya mereka nggak bawa senjata apa-apa. Tangan kosong. Satu lagi yang aneh, cara jalan mereka nggak seperti manusia normal pada umumnya. Lebih mirip… zombie kalau lagi jalan… Pedok-pedok gitu.. Bedanya, kalau zombie udah mati dan udah nggak sadar tentang dirinya, kedua orang aneh ini masih sadar dan bisa berbicara jelas. Ternyata benar, mereka datang pengen ngerampok bank. Satu orang mengancam karyawan bank, satunya lagi menyandera semua orang di ruangan itu. Kejadiannya berlangsung cepat, jadi kurang jelas.

Entah kenapa para karyawan yang bertugas saat itu mau aja ngasih uang bank ke perampok yang satunya. Padahal kan mereka nggak menodongkan senjata apa-apa. Gw, yang saat itu termasuk yang tersandera bersama belasan orang lainnya, baru mengerti sampai gw melihat ada bapak-bapak yang duduknya agak jauh dari gw tiba-tiba berubah jadi aneh. Si bapak bergerak aneh — seperti kejang — dan matanya berubah warna jadi kuning-kehijauan. Di muka dan tangannya muncul banyak bintik kekuning-hijauan. Dan ternyata si penjahat satunya (yang menyandera) duduknya tiba-tiba udah di belakang kanan gw aja. Gw lihat sekujur badan dan muka penyandera itu juga penuh bintik-bintik kuning-hijau aneh. Mirip cacar. Matanya hijau muda melotot. Dia mengancam kita, para sandera, supaya nggak kabur atau macem-macem. Tepat duduk di belakang gw, ada cewek (umurnya kira-kira 20-25an) yang mukanya pucat, yang kalau gw liat dari ekspresinya, dia seperti sedang berdoa-doa karena gak bisa berbuat apa-apa, supaya si penyandera yang duduk persis di sebelah kanannya nggak menyentuh dia. Karena cukup dengan menyentuhkan kulit ke kulit, cacar aneh itu bisa menular dengan cepat. Dan merubah si penderita menjadi… mirip zombie.. tapi bukan zombie.

Gw jadi ikut ketakutan sambil berdoa-doa, gak bisa berbuat banyak. Karena jarak duduk si penyandera dengan gw gak lebih dari 1 meter, mungkin setengah meter dari gw. Pengen berdoa, gw liat tangan kanan gw. Di pergelangan dan di jari telunjuk gw muncul bintik-bintik kuning-kehijauan. Sedikit bergerak-gerak, seperti bakalan pecah dan seperti mau tumbuh menyebar. Rasanya perih tapi pengen digaruk. Tiba-tiba gw inget (flashback), waktu gw ngasih duit ke pengemis aneh tadi, jari-jari si pengemis itu sempet iseng sengaja nyentuh sedikit pergelangan dan jari gw. Gw shock. Shock karena udah terjangkit. Terus gw bangun, sarapan mie babi, minum kopi instan, abis itu online nyari lowongan kerja seperti biasanya pagi-pagi. Keren yak mimpi gw…

Kalo gak keren maap.. ( ._.)

(80% mimpi, 20% bumbu karangan penyambung antar scene)